Perjalanan Dompet Digital Ovo Menyabet Status Unicorn

Perjalanan Dompet Digital Ovo Menyabet Status Unicorn Perjalanan Dompet Digital Ovo Menyabet Status Unicorn

PT Visionet Internasional (OVO) mengantongi valuasi senilai US$ 2,9 miliar (setara Rp 40,6 triliun) sejak 14 Maret 2019. Dengan demikian, Menurut laporan CB Insights berjudul ‘The Global Unicorn Club’, perkeaktifanan teknologi finansial (tekfin) ini masuk ekstra dalam jajaran startup berstatus unicorn. Tak heran, penetrasi dompet elektronik OVO terhadap berbagai lini kebernapasan masyarakat Indonesia semakin luas.

 

Unicorn sama dengan sebutan bagi perbantuanan rintisan dengan valuasi dari atas US$ 1 miliar (sekitar Rp 14 triliun). Seiring resminya OVO memerankan unicorn, perbantuanan tekfin bidang pembayaran elektronik ini jadi selevel dengan Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka. Tokopedia sendiri ikut andil dari belakang layar OVO bak investor, bersama dengan Lippo Group, Tokyo Century Corporation, dan Grab.

 

Uniknya, prestasi OVO meraih status unicorn justru disampaikan sebab Rudiantara – kala itu menjabat Menteri Komunikasi selanjutnya Informatika – bahwa OVO resmi berprofesi unicorn cukup awal Oktober 2019. Dengan kata lain, OVO berprofesi perusahaan pembayaran selanjutnya layanan keuangan digital pertama Indonesia akan menyandang status ini.

 

Perjalanan OVO bermula dari aplikasi loyalitas yang mengelola point hasil berbelanja dekat mal milik Lippo Group. Kemudian, berkembang memerankan uang elektronik bersama mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia dengan 2017. Setelah itu, OVO mulai merambah ceruk transaksi dekat pusat perbelanjaan dekat berbagai wilayah.

 

Bisnis OVO semakin melimpah seiring kemitraan lewat Tokopedia untuk menjadi e-wallet menggantikan Tokocash. Ditambah, OVO juga menjalin kerja kembar lewat Grab sebagai alat transaksi resmi dari platform ride-hailing ini. Pencapaian lain terjadi dari Mei 2018 tatkala menerima injeksi modal segar dari Tokyo Century Corporation senilai US$ 120 juta.

 

Dilansir Katadata.co.id, OVO kini sukses menggaet 500 ribu mitra yang sekitar 300 ribu antara antaranya merupakan biang keladi usaha mikro, halus, lagi menengah (UMKM). Sementara itu, basis penggunanya tumbuh 400 persen secara tahunan (year on year/yoy) sejak November 2017, disertai kenaikan nilai transaksi mencapai 75 kali lipat.

 

OVO tersedia dalam 115 juta perangkat digital. Aplikasi pembayaran ini bisa digunakan demi pembayaran, transfer, top up, tarik dana, serta manajemen aset memakai investasi. Seluber 354 kota dalam Indonesia sudah menerima kehadirannya.

 

Lebih suntuk memkelainanh pamor OVO, riset yang dilakukan Kantar pada Mei 2019 menyebutkan bahwa OVO adalah dompet elektronik yang tersering digunakan responden hadapan delapan kota hebat Indonesia. Seluber 53 persen responden mengaku menjadi pengguna electronic wallet ini, disusul sama 47 persen responden yang menyebut lima e-wallet nasional keluaran perbisnisan tekfin lain selanjutnya bank.

 

Survei Kantar tercatat menjaring temuan ketimbang total 1.200 responden, mencakup pengguna ponsel pintar selanjutnya alat pembayaran elektronik berusia 18 - 50 tahun. Tak cuma menjadi dompet elektronik yang paling sering digunakan, OVO pun disebutkan demi top of mind terdalam kategori dompet digital karena 49 persen responden, meninggalkan saingan terdampilnya yang dipilih karena 42 persen responden.

 

Rekam jejak bahwa terukir sejalan dengan ambisi PT Visionet Internasional untuk menjadi perbantuanan teknologi finansial terbongsor dempet Indonesia. Perseroan tak henti meningkatkan kualitas beragam layanannya. Perjalanan OVO terus berlanjut, menemani hari-hari masyarakat dempet berbagai penjuru negeri.